Beranda

prajnaparamita

SEJARAH

Dewi Prajñaparamita merupakan simbol kebijaksanaan dan pengetahuan tertinggi dalam pemujaan Buddha Mahayana.

Prajñaparamita digambarkan duduk di atas padma (teratai) dalam posisi vajraparyaṅka. Pemujaan terhadap Dewi ini diharapkan membawa anugerah kebijaksanaan dan pengetahuan yang luar biasa.

LINIMASA

Lokasi PerpinDahan Arca

1808

Candi Singhasari adalah peninggalan dari Kerajaan Singhasari, yang terletak di Malang, Jawa Timur. Dibangun pada abad ke-13, candi ini merupakan tempat pemujaan bagi Raja Kertanegara, menunjukkan peran candi sebagai pusat spiritual dan budaya di masa lampau.

1820

C.G.C. Reinwardt adalah seorang naturalis dan pendiri Kebun Raya Bogor (s Lands Plantentuin) pada tahun 1817. Selain fokus pada penelitian botani, Reinwardt juga berperan dalam pengumpulan dan pengelolaan berbagai artefak budaya dan sejarah yang ditemukan di wilayah Nusantara. Reinwardt, memiliki peran besar dalam membawa berbagai benda bersejarah dari Indonesia ke Eropa untuk dipelajari lebih lanjut oleh para akademisi dan kolektor di sana.

1975

Prajnaparamita menjadi bagian dari koleksi Museum Nasional Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Museum ini adalah salah satu yang terbesar dan tertua di Indonesia, menampung lebih dari 140.000 benda bersejarah dari berbagai periode dalam sejarah Indonesia. Pemulangan artefak ini menandai upaya Indonesia untuk merebut kembali warisan budayanya yang telah lama berada di luar negeri, dan menjadi bagian penting dalam rangkaian diplomasi budaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak masa kemerdekaan.

ARTI

DETAIL ARCA

Lingkar Cahaya

Aura lingkar cahaya melambangkan dewa-dewi atau orang suci yang telah mencapai tingkat kebijaksanaan tertinggi.

Utpala

Lengan kiri mengempit sebatang utpala (bunga teratai biru) diatasnya terdapat kelopak naskah Prajñaparamita Sutra dari daun lontar

Dharmachakra - Muda

Bermedatasi dengan tangan kanan melakukan dharmachakra-mudra (mudra pemutaran roda dharma)

Padmasana

Posisi duduk bersila diatas padmasana (tempat duduk teratai), lapik dengan kain panjang, kedua kaki disilangkan & kaki berada diatas paha

Tinggi

127cm

Lebar

37.5cm

Kedalaman

86cm

Berat

239,5kg